Search This Blog

Administrasi Kurikulum



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
1.      Pengertian kurikulum
Kurikulum adalah alat yang penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat maka akan sulit dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan oleh sebuah lembaga pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal.
Di satu masyarakat senantiasa berubah maka kurikulum pun akan selalu berubah, mengalami perbaikan dan pembaharuan. Indonesia dalam sekala besar, dalam sejarah pendidikannya, telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum seiring dengan perubahan dan tuntunan kebutuhan masyarakat.

Istilah kurikulum pada mulanya dijumpai dalam dunia statistic pada zaman yunani kuno, yang berasal dari kata “curir” yang berarti berlari, dan “curere” artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan kurikulum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari. Perkembangan selanjutnya kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan. Dalam arti sempit atau tradisional kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran disekolah atau perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat. Sedangkan dalam arti luas atau modern kurikulum merupakan pengalaman , kegiatan dan pengetahuan murid dibawah bimbingan dan tangggung jawabsekolah dan guru.
Yang perlu ditekankan disini bahwa kurikulum bukanlah hanya sekedar dokumen yang dicetak atau distensile. Untuk mengetahui kurikulum sekolah belum cukup hanya mempelajari kurikulumnya, tetapi juga perlu mempelajari apa yang terjadi disekolah, dal;am kelas, diluar kelas, kegiatan-kegiatan dilapangan olahraga dan sebagainya. Atau dengan kata lain kurikulum tidak hanya meliputi
1
semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah bimbingan sekolah, selain aktifitas kurikulum yang bersifat formal juga aktifitas yang bersifat non formal. Aktifitas non formal ini juga sering disebut kegiatan kokurikuler atau eksta kulukuler.
Dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud kurikulum bukanlah hanya berisi rencana pelajaran (bidang studi) disebuah lembaga pendidikan saja, akan tetapi semua aktifitas yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di lembaga tersebut yang dapat mempengaruhi anak didik untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Oleh karena itu, kurikulum harus mengandung tujuan, isi ( materi ), metode pengajaran, dan evaluasi.
2.      Karakteristik kurikulum
Adapun Karakteristik kurikulum sebagai berikut.
a.       Curriculum as Subject Matter
Kurikulum sebagai bahan belajar (Subject Matter) adalah gambaran kurikulum yang paling tradisional yang mengambarkan suatu kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi yang hendak diajarkan.
b.      Curriculum as Experience
Kurikulum merupakan seperangkat pengalaman-pengalaman yang terkait dengan pendidikan. Semua pengalaman tersebut telah direncanakan secara khusus dengan cara penulisan kurikulum tetapi banyak pengalaman ditemukan atau didapatkan anak didik dalam konteks pendidikan.
c.       Curriculum as Intention
Usaha awal untuk mengarah pada perencanaan kurikulum memeperlihatkan bahwa para pendidik membuat suatu strategi yang sengaja melalui wacana-wacana tujuan dan sasaran. Nkarakteristik kurikuluim ini mempunyai pendapat bahwa suatu perencanan kurikulum yang komprehensif terhadap pengalaman-pengalaman anak didik telah ditentukan lebih awal sebelum mereka memulai kurikulum itu, yang merupakan cara terbaik untuk memenuhi
2
kebutuhan anak didik.
d.      Curriculum as Cultural Reproduction
Pendapat bahwa kurikulum harus merefleksikan suatu budaya masyarakat tertentu merupakan karakteristik yang banyak menerima dukungan dari berbagai pihak. Peranan suatu sekolah yang diargumentasikan dan akibat adanya kurikulum adalah untuk menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai yang penting yang digunakan suatu generasi kea rah generasi yang sukses.
e.       Curriculum as “Curere”
Karakteristik kurikulum yang berkembang akhir-akhir ini ialah karakteristik sebagai suatu proses untuk membentuk indivindu secara terus menerus kea rah yang lebih baik dan berarti. Oleh karena itu lebih menekankan terhadap kapasitas individu untuk berpartisipasi dan mengkonsepkan kembali terhadap pengalam hidup seseorang
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengembangan Administrasi Kurikulum ?
2.      Apa saja maam-macam model konsep kurikulum ?
3.      Apa saja konsep kurikulum ?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Supaya orang mengetahui tentang administrasi.
2.      Supaya dapat bermanfaat bagi pembaca.
3.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan.




3
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengembangan Kurikulum
1.      Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
pembinaan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu kepada usaha untuk melaksanakan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada, guna memperoleh hasil yang maksimal. Pelaksanaan kurikulum itu sendiri diwujudkan dalamproses belajar mengajar sesuai prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi jenjang pendidikan atau sekolah tertentu.
Dalam penerapannya, pembinaan kurikulum dilaksanakan oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya melalui upaya mentransformasi program pendidikan kepada anak didik dengan kegiatan pembelajaran.
Pengembangan kurikulum sebagai tahap lanjutan pembinaan yakni, kegiatan yang mengacu untuk menghasilakan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan tersebut meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan , penilaian, dan penyempurnaan. Dengan melaui tahap-tahap tersebut, akan dihasilkan kurikulum baru.
Kegiatan pengembangan kurikulum dapat dilakukan pada berbagai kondisi, mulai dari tingkat kelas sampai dengan tingkat nasional. Kondisi-kondisi tersebut meliputi :
a.       Pengembangan kurikulum oleh guru kelas.
b.      Pengembangan kurikulum oleh kelompok guru dalam satu sekolah.
c.       Pengembangan kurikulum melalui pusat guru
d.      Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah
e.       Pengembangan kurikulum melalui proyek nasional
2.      Landasan Pengembangan kurikulum
4
Dalam Pengembangan kurikulum harus berpijak pada landasan-landasan yang kuat dan kokoh. Karena landasan kurikulum dapat menjadi titik tolak, artinya pengembangan kurikulum dapat disorong oleh pembaharuan tertentu, misalnya penemuan teori belajar baru dan perubahan tertentu masyarakat terhadap fungsi lembaga pendidikan.
Secara umum landasan-landasan dalam Pengembangan kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Landasan filosofi
Landasan filosofi, dimaksudkan bahwa ajaran filsafat memegang peranan penting sebagai landasan pengembangan kurikulum. Filsafat sebagai suatu lapangan pemikiran dan penelitian manusia mengenai aspek kehidupan secara kritis, radikal dan universal, sehingga menghasilkan pemikiran yang hakiki, walaupun masih bersifat relative dan subyektif.
Pendidikan sebagai aktifitas manusia, bertujuan menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu kepada manusia, khususnya kepada anak didik. Untuk menjamin pelaksanaan agar nilai-nilai itu berproses secara efektif, maka diperlukan landasan yang dinamakan filsafat pendidikan. Karena itu, filsafat pendidikan sebagai landasan filosofi, menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanakan pendidikan.
b.      Landasan social budaya
Adapun landasan sosial budaya dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Sikap orang dalam masyarakat selalu berhadapan dengan masalah-masalh yang ada didalamnya, juga cara-cara hidup kelompoknya. Karena seorang individu lahir dalam keadan tak berdaya, dan individu memperoleh kebudayaan melalu interaksi dngan lingkunagn budaya, keluarga, masyarakat sekitar sekolah.
2.      Kurikulum dalam setiap masyarakat merupakan relasi dari cara orang berfikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan. Karena itu untuk memebina struktur dan fungsi kurikulum diperlukan kebudayaan.
5
c.       Landasan psikologis
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan pribadi menuju kedewasaan baik menyangku fisik, mental/intelektual, moral, maupun sosial. Kurikuulum merupakan program pendidkan yang berhubungan dengan pemilihan dan organisasi bahkan yang mampu mengubah perilaku diatas. Namun demikian, tidakseluruh perubahan perilaku manusia itu diakibatkan oleh pngaruh pendidikan, tetapi suatu perubahan disebabkan oleh kematangan dirinya dan factor lingkungan yang dapat membentuk perilku seseorang.
d.      Landasan organisatoris
Kurikulum merupakan pengalaman dan kegiatan dibawah tanggungjawab guru dan sekolah. Pengalaman dan kegiatan tersebut haruslah disusun sedemikian rupa agar lebih efektif dan efesian dalam menyampaikan terhadap siswa. Untuk itu, diperlukan adanya organisasi kurikulum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa organisasi kurikulum adalah brupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.
Organisasi kurikulum dapat berfungsi untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, karena dengan organisasi kurikulum tersebut, pengalaman yang sifatnya beragam akan lebih mudah bagi guru dalam penyajian bahan-bahan pelajaran kepada siswa.
3.      Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Adapun Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut :
a.       Prinsip relevansi
Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian atau keserasian antara hasil pendidkan dengan tuntutan kehidupan yang ada di masyarakat.
b.      Prinsip Efektifitas
Yang dimaksud Prinsip efektifitas disini adalah sejauhmana perencanaan
6
kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang ditentukan.
c.       Prinsip efesien
Prinsip efesien ini berhubungn dengan perbandingan antara hasil yang dicapai dngan usaha yang dijalankan, atau biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan efesien, apabila hasil yang dicapai itu sesuai dengan usaha atau biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika hasil yang dicapai tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan, maka dapat dikatakan tidak efesien.
d.      Prinsip fleksibelitas
Maksudnya adalah tidak kaku, ada semacan ruang gerak yang memberikan adanya kebebasan dalam bertindak .  fleksibelitas dibagi menjadi 2 yaitu :
      1.            Fleksibelitas didalam memilih program pendidikan
      2.            Fleksibelitas dalam pengembangan program pengajar
e.       Prinsip berorientasi pada tujuan
Prinsip berorientasi pada tujuan maksudnya adalah bahwa sebelum bahan ditentukan, terlebih dahulu perlu dilakuakan penentuan tujuan.
f.       Prinsip sinkronisasi
Dimaksudkan adanya sifat yang terarah dan setujuan dengan semua kgiatan yang dilakuakn oleh kurikulum. Kegiatan-kegiatan kurikulum yang diinginkan bukan saling menhambat kegiatan kurikulum yang lain, yang dapat mengganggu keterpaduan.
4.      Bentuk-bentuk pengembangan kurikulum
a.       Penegmbangan atas dasar sistem
Penegmbangan atas dasar sistem, bermula dari pembaharuan organisasi suatu sektor khusu dalam sistem pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum pada setiap lembaga pendidikan. Kurikulum tersebut ditelaah secara menyeluruh atau sebagian suatu sistem, bukan bagian-bagian dari kurikulum, misalnya hanya
7
pembaharuan pada metode dan evaluasinya saja.
b.      Pengembangan atas dasar mata pelajaran
Pengembangan atas dasar mata pelajaran , bertitik toalak dari suatu usaha untuk meningkatkan kualitas belajar dalam suatu bidang penegtahuan tertentu. Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka pengembangan lebih dipusatkan kepada peningkatan bagian tertentu dari kurikulum.
5.      Evaluasi pengembangan kurikulum
Menilai suatu kurikulum, menurut Nana Sudjana, memerlukan perencanaan yang seksama dan sistematis. Seksama artinya cermat, teliti dalam menentukan tujuan, lingkupdan strategi yang akan digunakan dalam penilaian. Sedangkan sistematis, artinya menempuh tahap-tahap tertentu, dan setiap tahap mengandung langkah yang jelas apa yang harus dilakukan oleh penilai kurikulum.
B.     Macam-macam Model Konsep Kurikulum
1.      Kurikulum subjek Akademis
Kurikulum subjek Akademis merupakan kurikulum yang bersumber dari pendidikan klasik ( perelianisme dan esensialisme ) yang berorientalisasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil budaya pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan pendidikan. Karena kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikan lebih bersifat intelektual.
Penekanan pada segi intelektual ini di anut oleh hampir seluruh proyek pengembangan kurikulum pada tahun 1960-an di sekolah-sekolah di negara amerika. Para pengembagan kurikulum pada masa itu adalah ahli mata pelajaran yang menyusun bahan ajar disekitar unsur-unsur struktur mendasar dari disiplin ilmumenyangkut problema, konsep-konsep inti, dan prinsip-prinsip.
Dalam Kurikulum subjek Akademis ada tiga pendekatan yaitu
a.       Melakukan pendekatan struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaiman memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan hanya sekedar menghafalnya.
8
b.      Pendekatan studi yang bersifat integratif. Pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang lebih konprehensif-terpadu. Pelajaran tersusun atas satuan-satuan pelajaran., dalam satuan tersebut batas-batas ilmu menjadi hilang. Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problem-problem yang ada. Mereka mengembangkan suatu model kurikulum yang integrasi.
c.       Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar berdasarkan mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah-masalah matematis. Pelajaran lain seperti ilmu kealaman, ilmu sosial, dan lain-lain tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan.
Ciri-ciri Kurikulum subjek Akademis
1.      Tujuan Kurikulum subjek Akademis adalah memberi pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”
2.      Metode yang digunakan Kurikulum subjek Akademis Mengunakan metode ekspositori dan inkuiri.
3.      Kurikulum subjek Akademis menggunakan evaluasi bentuk evaluasi yang bervariasi.
2.      Kurikulum Humanistik
a.       Konsep dasar
Kurikulum humanistik didasarkan atas konsep aliran pendidikan pribadi ( personalzed education ). Konsep ini memeberi tempat utama pada siswa. Pendedikannya diarahkan pada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif ( emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain ).
Pendidikan ini lebih menekankan bagaimana mengajar siswa, dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas
9
kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidkan humanistik yaitu pendidikan: konfluen, kritikisme Radikal, dan mistikisme modern.
Pendidikan konfulen menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespon secara utuh terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kritikisme radikal beersumber dari aliran naturalisme dan romantisme rousseau. Mereka memandang pendidikan sebagai upaya membantu anak untuk menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya. Mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan mengembangkan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasi, dan lain-lain.
b.      Ciri-ciri kurikulum humanisme
1.      Tujuannya adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integrasi, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri,orang lain, dan belajar
2.      Metode yang digunakan adalah kurikulum humanisme menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan murid. 
3.      Evaluasi kurikulum humanisme berbeda dengan yang biasa. Model kurikulum ini lebih mengutamakan proses dari pada hasil
3.      kurikulum teknologi
kurikulum ini mempunyai persamaan dengan kurikulum klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Keduanya juga mempunyai perbedaan perbedaan, sebab yang diutamakan dalam  kurikulum teknologi adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Kurikulum ini lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan daptang, tidak seperti pendidikan klasik yang lebih melihat masa lalu.
Kurikulum ini di pengaruhi dan sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Hal itu memang masuk akal sebab teknologi bertolak dari dan merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi dalam pendidikan.
10
Kurikulum teknologi menekankan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis. Materi disiplin ilmu dipelajari dan termasuk dalam kurikulum, apabila hal itu medukung penguasaan kemampuan-kemampuan tersebut. Dalam kurikulum, materi disiplin ilmu tersebut disusun terjalin dalam kemampuan. Penyusunan kurikulum dilakukan para ahli kurikulum dan atau guru-guru yang mempunyai kemampuan mengembangkan kurikulum. Perangkap kurikulum cukup lengkap mulai dari struktur dan sebaran mata pelajaran sampang dengan rincian bahan ajar yang dipelajari oleh siswa, yang tersusun dalam satuan-satuan bahan ajar salam bentuk satuan pelajaran, pakeb belajar, modul, paket program audio, video atau komputer. Dalam satuan-satuan bahan ajar tersebut tercakup pula kegiatan pembelajaran dan bentuk-bentuk serta alat penilaiannya.    
C.  Konsep Kurikulum
1.      Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasi tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat. Dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, berdialog, bergaul, da bekerja sama dengan anak-anak nya.
Dalam lingkungan sekolah interaksi antara murid dengan guru lebih bersifat formal. Disekolah guru melakuan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar. Guru-guru melaksanakan tugas mendidik secara formal karena itu pendidikan yang berlangsung disekolah sering disebut pendidikan formal.
Pendidikan formal memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Pertama, pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pensisikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tapi juga ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi,
11
lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan disekolah di laksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih didasari.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut mauritz johnson kurikulum " prescribes ( or least anticipates ) the result on instruction" . kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberi pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping kedua fungsi tersebut, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi , yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep, atau memeberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembngan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
2.      Konsep kurikulum 
 Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
Konsep pertama, kurikulum sebagai substansi, suatu kurikulum di pandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar murid-murid di sekolah atau sebagai suatu sebagai perangkat tujuan yang dicapai. Suatu juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen yang tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan emegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat.
Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum yaitu bagian dari sistem sekolah, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu kurikulum adalah bagaimana mempelihara kurikulum agar tetap dinamis.
12
Konsep ketiga, kurikulum sebagai sebagai suatu bidang studi yaitu yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidik dan pengajar. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi  adalah mengembang kan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalu studi kepustakan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.















13
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurikulum adalah alat yang penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat maka akan sulit dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan oleh sebuah lembaga pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal. Oleh karena itu, dalam Administrasi Kurikulum dilakukan pembinaan kurikulum dan pengembangan kurikulum.  pembinaan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu kepada usaha untuk melaksanakan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada, guna memperoleh hasil yang maksimal. Adapun Pengembangan kurikulum sebagai tahap lanjutan pembinaan yakni, kegiatan yang mengacu untuk menghasilakan suatu kurikulum baru.
Adapun Macam-macam Model Konsep Kurikulum yaitu pertama, Kurikulum subjek Akademis merupakan kurikulum yang bersumber dari pendidikan klasik ( perelianisme dan esensialisme ) yang berorientalisasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil budaya pada masa lalu. Kedua, Kurikulum humanistik didasarkan atas konsep aliran pendidikan pribadi ( personalzed education ). Konsep ini memeberi tempat utama pada siswa. Ketiga, Kurikulum Teknologi, Kurikulum ini lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan daptang, tidak seperti pendidikan klasik yang lebih melihat masa lalu.
Dalam Konsep Kurikulum, Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Ada pun konsep kurikulum ada tiga yaitu  kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.


14
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Anin. 2010. Kurikulum Inovasi. Yogyakarta : Teras.
Qomar, Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang : Erlangga.
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2012. Penembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Administrasi Kurikulum Administrasi Kurikulum Reviewed by Mohammad Al-Qodhi Abi on 8:53:00 PM Rating: 5

No comments:

SMOGA BERMANFAAT

Powered by Blogger.